Perjalanan wisata ke luar angkasa ditawarkan oleh biro wisata asal Belanda yakni Space Expedition Corporation (SXC) yang menggandeng biro wisata lokal asal China yaitu Dexo Travel.
Meski baru dibuka pedaftarannya pada 27 Desember 2013 lalu, setidaknya ada 100 orang kaya asal China yang berminat berwisata ke luar angkasa.
Chief Executive Officer (CEO) Dexo Travel Zhang Yong menuturkan perjalanan pertama ke luar angkasa direncanakan pada akhir 2014, menggunakan pesawat luar angkasa Lynx Mark I hingga ketinggian 60 Km. Selanjutnya perjalanan ke-2 menggunakan Lynx Mark II akan dimulai pada tahun 2015 hingga ketinggian 103 Km.
Dari 100 pendaftar tersebut, Zhang mengatakan sudah ada 2 pengusaha kaya asal China yang telah secara resmi membeli tiket untuk perjalanan tahun 2015.
"Uang bukan persoalan berarti bagi orang kaya asal China," kata Zhang kepadaChina Daily seperti dikutip detikFinance Selasa (14/1/2014).
Sementara itu, Chief Executive SXC Asia, Alex Tang menuturkan pihaknya bakal fokus membidik orang-orang kaya asal Asia khususnya di China karena tingginya minat terhadap ruang angkasa.
Menurutnya, keberhasilan pemerintah China dalam program luar angkasa telah mendorong minat masyarakat China untuk ikut merasakan perjalanan ke luar angkasa.
Untuk menikmati layanan wisata ke luar angkasa menggunakan armada Lynx Mark I, wisatawan harus merogoh kocek minimal US$ 95.000 atau sekitar kurang lebih Rp 1 miliar. Pesawat yang digunakan tersebut diproduksi oleh perusahaan asal Amerika Serikat, XCOR Aerospace.
Untuk setiap armada akan membawa 1 orang astronot dan 1 orang wisatawan sebagai asisten astronot.
"Perjalanan akan memakan waktu selama 1 jam. Nantinya wisatawan akan merasakan pengalaman berada di ruang hampa udara selama 6 menit," jelasnya.
Sementara itu, seorang penggemar ruang angkasa warga China bernama Yun Yi justru tak berminat berwisata ke luar angkasa yang ditawarkan oleh biro perjalanan Dexo Travel karena dianggap terlalu singkat.
Ia justru ingin merasakan pengalaman berada di ruang angkasa lebih lama lagi dari yang ditawarkan. Menurutnya dengan terbang dengan ketinggian 103 Km tak cukup baginya merasakan ruang angkasa sesungguhnya.
"Jika saya pergi ke ruang angkasa, saya ingin tinggal setidaknya satu hari di sana, makan, tidur dan pergi ke kamar mandi dalam kondisi hampa udara," kata Yun Yi yang berprofesi sebagai IT Engineer ini.
Menanggapi sinisme ini, Tang mengatakan pihaknya menyediakan pengalaman luar angkasa dengan harga yang bisa terjangkau oleh publik. Ia beralasan dengan hanya 5-6 menit di luar angkasa hampa udara akan mudah diakses oleh publik karena menekan risiko keselamatan, kesehatan yang lebih rendah.
Menurutnya perjalanan ke luar angkasa dengan ketinggian lebih dari 200 Km maka biayanya 20 hingga 50 kali lipat dari harga yang mereka tawarkan. Belum lagi risiko dengan adanya persyaratan yang ketat dapat menghilangkan 80%-90% calon klien potensial.